Maafkan saya Pi, hal ini masih membayangi saya. Kesalahan saya di
masa lalu mengingatkan saya untuk tidak berbuat seperti itu lagi, pelajaran
yang nyata dan begitu berkesan di hati sanubari saya. Ceritanya ketika kami
sama-sama di organisasi OSIS di SMA. Panggil saja teman saya dengan panggilan
Pi.
Ceritanya seperti
ini, suatu sabtu setelah selesai senam, saya mengumpulkan anggota OSIS lalu
memberikan beberapa arahan. Begitulah di setiap hari sabtu, siswa diharuskan
untuk senam bersama sebelum memulai kegiatan belajar.
Di saat memberikan
arahan, di depan anggota yang lain, saya menegur salah seorang pengurus inti
(dia adalah Pi) karena saat itu tidak memakai seragam OSIS. Dia terlihat sedih
pada saat itu. Setelah kejadian itu berlalu, saya terpikir akan hal itu. Kenapa
saya sampai berbuat hal itu? Itulah yang ada di benak saya. Saat kita menegur
seseorang di depan umum atau anggota yang lain, sebenarnya kita telah
merendahkan dirinya, menjatuhkan harga dirinya di depan orang lain. Walaupun
itu semua saya maksudkan agar semua pengurus inti mengenakan seragam OSIS untuk
menjadi contoh bagi anggota yang lain.
Sehingga saya
menyadari bahwa niat baik sekalipun tanpa cara yang tepat, tidak akan baik
akhirnya. Sampai saat ini, saya belum
bisa mengatakan minta maaf langsung tentang kejadian di waktu itu. Sebelum kita
marah, sebaiknya kita dinginkan hati dan pikiran, kita bertanya terlebih dahulu
apakah yang menyebabkan dia berbuat seperti itu. Tidaklah bijak menghukum
seseorang tanpa kita ketahui apa yang sebenarnya terjadi.
Pi, maafkan saya
atas kesalahan saya di waktu itu. Semoga suatu saat kamu akan membaca apa yang
telah saya tulis, saya menyesali hal itu. Selamat dan sukses untuk Pi. Sejak
saat itu, ketika saya melihat hal yang kurang sesuai pada seorang teman atau
siapapun, terlebih dahulu saya bicarakan empat mata dengannya untuk mengetahui
sebenarnya apa yang telah terjadi. Lalu
sampaikan dengan baik apa yang menjadi harapan kita, berikan pengertian dan
berdoalah semoga diri kita dan dia menjadi lebih baik.
Alhamdulillah,
saya telah memaafkan diri saya atas perbuatan saya di masa lampau. Kita harus
menerima bahwa kita pernah berbuat salah dan berusaha sekuat hati dan tenaga
untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar