Kisah ini terjadi ketika saya berada di semester 10 perkuliahan
saya. Saat itu saya mengambil perbaikan nilai untuk salah satu mata kuliah
geoteknik, sebelumnya nilai saya masih C,
berharap akan lebih dari nilai ini. Itulah kira-kira prolognya. Karena saya
mahasiswa teknik, mengulang atau perbaikan nilai bukanlah hal yang aneh, bahkan
beberapa mata kuliah sangat laris manis sampai harus menyiapkan empat kelas.
Yang satu kelasnya untuk 40 orang mahasiswa.
Hidup di teknik itu keras, makanya hanya yang kuat dan bisa
bertahan yang selesai sampai akhir. Saya sendiri menamatkan kuliah saya dalam
masa 6 tahun 3 bulan, sekitar itu. Yang terpenting adalah bisa selesai dengan
kepuasan hati.
Kembali ke mata kuliah mekanika tanah 2, saya duduk bersama adik tingkat
saya yang mana mata kuliah ini adalah jatah mahasiswa angkatan 2010, sedangkan
saya sendiri angkatan 2007. Pada hari itu, waktu utk masuk kelas sudah hampir
sampai, namun belum ada komting yang membuka ruangan dan mengambil infocus
untuk kuliah.
Melihat kondisi yang tak menguntungkan ini, saya berpikir seperti
ini, daripada semua orang tidak jadi kuliah, lebih baik saya yang mengalah
untuk mengambil kunci ruangan dan infocus ke prodi. Dan pula saya ingin menjaga
perasaan dosen saya, kalau sampai tidak ada yang menyiapkan segala sesuatunya,
saya khawatir dosen akan marah dan saya khawatir akan berakibat pada nilai kami
nantinya. Jadi biarlah saya yang berkorban, saya sudah biasa menyiapkan ini dan
itu.
Pada saat di kelas, bapak dosen agak marah dan menegur saya, kenapa
saya yang harus mengambil kunci dan infocus. Namun,saya hanya berdiam saja.
Lalu kami kuliah sampai waktu berakhir. Ketika hendak keluar kelas, seorang
adik tingkat angkatan 2010 mengatakan “maaf ya Bang, kami tak menyangka kalau
komting kami tidak datang hari ini, jadi kami tidak ada yang mengambil kunci
dan infocus”. Saya mengatakan “tidak apa-apa, abang hanya tidak ingin kita yang
sudah jauh jauh datang tidak jadi kuliah”. “maaf ya bang”, ujarnya lagi.
Lalu infocus dan kunci diamankan oleh dia, namanya Yuri kalau tidak
salah. Tahukah apa hikmah yang terjadi setelah kejadian itu? Setelah kejadian
itu, setiap masuk kelas, anak-anak angkatan 2010 di kelas kami akan menyiapkan
segala sesuatunya dengan baik tanpa terlambat. Mungkin mereka malu kepada kakak
tingkatnya. Tapi yang jelas, saya tidak perlu marah namun cukup dengan
memberikan contoh kepada mereka dengan mengambil infocus dan kunci ruangan.
Sampai akhir semester, tak pernah lagi ada keterlambatan dan
kelalaian. Saya menyadari bahwa memberikan contoh nyata dengan kita berbuat
adalah hal yang baik untuk mendidik dan mengajak orang lain untuk berbuat. Jika
kamu berjiwa besar, orang yang akan menghormati dan menghargai kebaikan anda.
Kebesaran jiwa itu akan menular dan ditiru oleh orang-orang yang berjalan di
jalan kebaikan.
Jika anda seorang
muslim, coba anda perhatikan hadits-hadits nabi Muhammad. Kebanyakan dalam
hadits berbunyi, sesungguhnya kami melihat Rasulullah atau kami mendengar
Rasulullah…… semua hal itu menujukkan kepada kita bahwa sebelum mengajak orang
lain, kita terlebih dahulu yang berbuat, memberikan contoh berbuat sesuatu
dengan istiqamah. Itulah dia makna menjadi tauladan yang baik. Siapapun juga
bisa berbicara, namun bagaimana dengan berbuat sesuatu? Bisakah anda rutin
melakukannya?
Selain hal itu,
Yuri dan kawan-kawannya mau berubah setelah kejadian itu. Hal itu mengajarkan
kepada kita bahwa cukuplah sekali kita berbuat kesalahan dan tidak mengulang
lagi di masa yang akan datang. Keledai saja tidak jatuh ke lubang yang sama
untuk kedua kalinya, cukuplah sekali saja keledai terjatuh ke dalam lubang.
Yang terjadi pada saya mungkin juga terjadi pada anda, tapi bukan
itu pointnya. Point pentingnya ialah apakah anda atau saya belajar dari apa
yang telah terjadi. Sejarah mengajarkaan kita untuk tidak mengulangi kesalahan
yang sama seperti yang telah terjadi di masa lampau. Melalui sejarah kita
belajar menjadi lebih bijak dan arif dalam menyikapi setiap kejadian dan
masalah. Mengajak seseorang menuju kebaikan tidak hanya dengan kata-kata, namun
bisa kita lakukan dengan menunjukkan dalam perbuatan. Sesungguhnya apa saja
kebaikan yang kita lakukan akan dikatakan oleh orang lain, menjadi kata-kata
yang baik dalam ucapan orang lain. Kebaikan itu mengalir di dalam ucapan orang-orang.
Jadi ingatlah kebaikan yang kita tanam akan berbuah kebaikan yang
suatu saat akan datang menolong kita saat kita memerlukan bantuan, karena kita
yakin bahwa ALLAH akan menolong kita asalkan kita ikhlas dalam berbuat kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar